Di era modern saat ini, literasi menjadi salah satu fondasi utama dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun, tantangan dalam meningkatkan minat baca tulis masih menjadi pekerjaan rumah yang besar, khususnya di kalangan remaja. Permasalahan rendahnya minat baca tidak hanya disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap buku atau media bacaan yang berkualitas, tetapi juga minimnya kesadaran tentang pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. Dari situlah ide awal terbentuknya Rumah Baca Cahaya Ilmu.
Rumah Baca Cahaya Ilmu didirikan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Sri Purwanti atau akrab disapa Ummu Roya pada tahun 2012 silam. Rumah baca yang dirintis dari sebuah rumah kos merupakan jawaban atas keprihatinan terhadap rendahnya minat baca di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Banyak masyarakat yang belum memiliki akses yang memadai terhadap buku-buku berkualitas dan ruang baca yang nyaman. Keadaan ini mengakibatkan banyak anak muda yang cenderung menghabiskan waktu dengan aktivitas yang kurang produktif, seperti bermain gawai atau terlibat dalam kegiatan yang tidak bermanfaat.
Dalam kondisi seperti ini, peran komunitas atau lembaga non-formal sangat dibutuhkan untuk membantu menggerakkan kesadaran masyarakat, khususnya remaja, terhadap pentingnya literasi. Rumah Baca Cahaya Ilmu hadir dengan tujuan sederhana, namun penuh makna: memberikan kontribusi nyata dalam menebarkan literasi di tengah masyarakat dan menumbuhkan minat baca tulis di kalangan remaja. Berazam untuk mewujudkan generasi emas pewaris peradaban, yang berakhlak mulia, cerdas, dan berkualitas.
Rumah Baca Cahaya Ilmu didirikan bukan semata-mata sebagai perpustakaan biasa. Konsep yang diusung adalah sebuah ruang belajar alternatif yang tidak hanya menyediakan buku-buku bacaan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan edukatif yang interaktif. Sebagai founder Sri meyakini bahwa membaca dan menulis adalah dua kemampuan dasar yang harus terus diasah untuk menghadapi tantangan masa depan. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca huruf atau kata, tetapi juga kemampuan memahami informasi, berpikir kritis, dan mengungkapkan gagasan dengan jelas.
Salah satu tujuan utama Rumah Baca Cahaya Ilmu adalah menghidupkan kembali budaya membaca dan menulis yang mulai terkikis oleh pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Di tengah maraknya konten digital yang sering kali kurang berkualitas, keberadaan ruang baca yang menyediakan buku-buku bermutu menjadi sangat penting. Buku adalah jendela dunia, dan melalui buku, seseorang dapat memperluas wawasan, memahami perspektif yang berbeda, serta mengembangkan empati dan kecerdasan emosional.
Rumah Baca Cahaya Ilmu tidak hanya berfokus pada penyediaan buku bacaan, tetapi juga pada peningkatan keterampilan menulis di kalangan remaja. Kemampuan menulis adalah salah satu bentuk literasi yang perlu didorong sejak dini. Lewat kegiatan-kegiatan seperti latihan menulis fiksi dan non-fiksi, calistung (baca, tulis, hitung) untuk usia pra-SD, pembelajaran IT (Microsoft dasar, desain grafis, fotografi), para remaja diajak untuk menuangkan ide dan gagasan mereka dalam bentuk tulisan maupun gambar. Tujuan akhirnya adalah membangun generasi yang tidak hanya mampu mengonsumsi informasi, tetapi juga mampu memproduksi konten positif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam implementasinya, Rumah Baca Cahaya Ilmu juga memiliki misi untuk menjadi ruang inklusif yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi. Dengan semangat gotong royong, pendiri rumah baca ini mengajak berbagai pihak untuk turut serta berkontribusi, baik dalam bentuk sumbangan buku, maupun partisipasi aktif dalam kegiatan literasi.
Harapannya, keberadaan rumah baca ini bisa memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, terutama para remaja agar bisa mengisi masa muda mereka dengan berbagai kegiatan positif.
Founder rumah baca ini meyakini bahwa literasi bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan formal, tetapi juga menjadi tugas kita bersama sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, Rumah Baca Cahaya Ilmu selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar, berbagi ilmu, dan berkontribusi dalam gerakan literasi.
Meskipun memiliki visi dan misi yang bagus, namun perjalanan Rumah Baca Cahaya Ilmu tidak selalu mudah. Tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya, baik dari segi buku bacaan, fasilitas, maupun pendanaan (selama ini berasal dari sana pribadi).
Harapan ke depan, semoga Rumah Baca Cahaya Ilmu yang dimulai dari komunitas kecil (perpustakaan keluarga) dijalankan dari sebuah rumah kos, bisa menyebarkan manfaat luas dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat.
Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu memiliki satu keyakinan bahwa literasi adalah kunci untuk membuka pintu masa depan yang lebih cerah. Dengan meningkatkan minat baca tulis di kalangan remaja khususnya, dan masyarakat pada umumnya, kita tidak hanya membekali mereka dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kritis, kreativitas, dan tanggung jawab sosial. Literasi bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi juga sarana untuk menciptakan perubahan dan kemajuan bagi bangsa dan negara.
Semoga Rumah Baca Cahaya Ilmu bisa semakin berkembang dan memberikan sumbangsih bagi peradaban.
Salam Literasi
With Love
Srie Ummu Roya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar